• Menu
  • Menu

Memahami Daerah Aliran Sungai

APA ITU DAERAH ALIRAN SUNGAI?

Daerah aliran sungai (DAS) adalah daerah daratan yang meliputi sungai dan anak sungainya, yang berfungsi untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami. Batas daratan berfungsi sebagai pemisah topografi, sementara batas di laut biasanya tidak terpengaruh secara langsung oleh aktivitas daratan, tetapi dapat mencakup area perairan yang masih dipengaruhi oleh aliran sungai.

APA SAJA PERAN UTAMA DAN KONTRIBUSI DAERAH ALIRAN SUNGAI TERHADAP EKOSISTEM DAN MASYARAKAT SEKITAR?

Ada tiga fungsi utama dari daerah aliran sungai; fungsi ekologi, ekonomi, serta sosial dan budaya.

Fungsi ekologi mencakup; menjamin aliran dan kualitas air di dalam DAS dan lebih jauh ke hilir, serta menyediakan pengendalian erosi, kesuburan tanah, keanekaragaman hayati, dan udara bersih. Fungsi ekonomi mencakup; memproduksi makanan, kayu bakar, kayu bangunan, air, ikan, dan energi hidrolik, serta mendukung peluang pendapatan untuk menunjang kehidupan. Fungsi sosial dan budaya mencakup; mempertahankan struktur sosial, melindungi dan mengembangkan pengetahuan serta pengaturan gaya hidup, memelihara dan menghidupkan kembali identitas serta nilai-nilai budaya, dan menyediakan peluang rekreasi.

BAGAIMANA AKTIVITAS DAN KARAKTERISTIK DAERAH ALIRAN SUNGAI MEMPENGARUHI PROSES DAN KONDISI LINGKUNGAN YANG LEBIH LUAS?

Aktivitas dan karakteristik DAS secara signifikan mempengaruhi berbagai layanan ekosistem, seperti:

  • Peningkatan Kualitas Air: Lanskap alami dan dataran banjir bertindak sebagai penyaring, menghilangkan polutan dari air dan menjaga agar tetap sehat untuk tanaman dan hewan.
  • Peluang Penyimpanan Karbon: DAS dengan penutup lahan alami yang utuh dan tanah yang sehat memiliki kapasitas untuk menyimpan karbon, yang membantu melawan perubahan iklim dengan mengurangi gas rumah kaca di udara.
  • Peningkatan Ketahanan terhadap Perubahan Iklim: Dataran banjir dan pinggir sungai di DAS yang sehat dapat menangani cuaca ekstrem dengan lebih baik melalui dataran banjir dan area riparian yang utuh, menjadikannya lebih tahan terhadap efek perubahan iklim seperti banjir dan kekeringan.

APA SAJA YANG TERMASUK DALAM PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN MENGAPA HAL ITU PENTING?

Pengelolaan DAS dilakukan melalui perencanaan, pelaksanaan, partisipasi dan pemberdayaan masyarakat, pendanaan, pemantauan dan evaluasi, pembinaan dan pengawasan, serta pemanfaatan sistem informasi pengelolaan DAS. Pengelolaan DAS sangat penting karena penurunan kualitas DAS di Indonesia yang disebabkan oleh pengelolaan sumber daya alam yang tidak berkelanjutan.Selain itu, terdapat potensi ego sektoral dan regional yang meningkat karena pemanfaatan sumber daya alam di DAS melibatkan berbagai kepentingan sektor, wilayah administrasi, dan disiplin ilmu yang berbeda.

Pengelolaan DAS yang efektif tidak hanya bertujuan untuk mencegah degradasi dan melindungi vegetasi, tetapi juga untuk meningkatkan sumber daya blue water dan green water. Blue water adalah sumber daya air permukaan seperti sungai, danau, dan air tanah, yang mana sangat penting untuk kebutuhan irigasi, air minum, dan kebutuhan industri. Sedangkan, green water adalah air yang tersimpan di dalam tanah atau terdapat dalam permukaan vegetasi, yang mana sangat penting untuk mendukung pertumbuhan tumbuhan, transpirasi, dan mempertahankan ekosistem yang sehat.

Dengan melakukan kegiatan seperti memberikan perlindungan dan pemulihan pada DAS, termasuk meningkatkan tutupan vegetasi dan mencegah erosi tanah, kita bisa meningkatkan sumber daya blue water dan green water, guna memastikan sistem air yang lebih berkelanjutan dan resilien untuk generasi selanjutnya. Ini menunjukkan bahwa pengelolaan DAS itu salah satu strategi kunci yang perlu dilaksanakan untuk mengatasi tantangan-tantangan terkait air di Indonesia, dan mempromosikan cara menggunakan air yang bertanggung jawab untuk komunitas perkotaan dan pedesaan.

APA SAJA TANTANGAN YANG DIHADAPI DAERAH ALIRAN SUNGAI DI INDONESIA?

Tantangan yang dihadapi DAS di Indonesia berasal dari berbagai faktor, antara lain konflik antara kebijakan pembangunan dan analisis DAS, ketidaksesuaian hukum dan administrasi, serta kurangnya koordinasi antar sektor. Mengatasi tantangan ini memerlukan pembentukan lembaga pengelolaan DAS yang efektif, mendorong partisipasi masyarakat, serta melakukan perencanaan dan evaluasi yang menyeluruh dan efisien. Oleh karena itu, kolaborasi melalui MSF juga memainkan peran penting dalam mengatasi tantangan-tantangan ini.

BAGAIMANA KITA DAPAT MELINDUNGI DAERAH ALIRAN SUNGAI?

Ada beberapa intervensi yang dapat dilakukan oleh pemangku kepentingan untuk membantu melindungi DAS, seperti membentuk atau memperkuat Multi-Stakeholder Forum (MSF) dan terlibat dalam aktivitas pelestarian DAS.

Multi-Stakeholder Forum (MSF)
Memiliki Multi-Stakeholder Forum (MSF) untuk mempertahankan sistem manajemen air terbukti bermanfaat di banyak wilayah di Indonesia. MSF memainkan peran penting dalam mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan kegiatan pelestarian air. Forum ini bisa berupa komite formal yang dibentuk oleh pemerintah, yang sering kali didirikan berdasarkan kebijakan di tingkat kabupaten, atau forum informal yang mengandalkan inisiatif sukarela dan kepemimpinan dari komunitas atau organisasi lokal.

MSF biasanya melibatkan perwakilan dari berbagai sektor, seperti lembaga pemerintahan, perusahaan swasta, lembaga swadaya masyarakat (LSM), kelompok masyarakat lokal, dan institusi akademik. Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha (KPBU) dalam MSF sangat penting untuk memastikan pengambilan keputusan yang menyeluruh.

Beberapa kegiatan MSF antara lain, melibatkan berbagai pemangku kepentingan, advokasi kebijakan konservasi DAS yang lebih ketat, membangun infrastruktur penampung air, dan meningkatkan kapasitas komunitas lokal. Selain itu, MSF dapat mengintegrasikan upaya pelestarian air dari pengguna air dan komunitas lokal dengan menerapkan Pembayaran Jasa Lingkungan (PJL). Mekanisme ini mendorong konsumsi air yang bertanggung jawab dan memberikan kompensasi atau insentif yang adil kepada komunitas di hulu untuk menjaga lingkungan.

Di tingkat kabupaten, Pasuruan telah berhasil menerapkan kebijakan PJL dengan struktur resmi, memastikan praktik penggunaan air yang berkelanjutan dan kompensasi yang adil bagi komunitas di hulu. Contoh ini menunjukkan bagaimana kebijakan lokal dapat selaras dengan tujuan manajemen air yang lebih luas untuk melestarikan DAS secara efektif.

Pembayaran Jasa Lingkungan (PJL)
PJL adalah transaksi sukarela dalam bentuk insentif atau kompensasi, yang diberikan oleh Pengguna Air (seperti sektor swasta, pariwisata, industri) kepada masyarakat hulu guna menjaga ketersediaan manfaat dari lingkungan. PJL melibatkan berbagai pemangku kepentingan dengan peran dan tanggung jawab tertentu yang memastikan skema yang transparan.

  • Penyedia Jasa Lingkungan: Menyediakan jasa lingkungan yang menghasilkan dampak yang bermanfaat bagi penerima manfaat. Sebagai contoh, jasa lingkungan dapat berupa menjaga fungsi dari sumur resapan agar tetap bisa menyerap air ke air tanah, yang lalu akan mengisi kembali akuifer. Contoh lainnya adalah memperbaiki praktik pertanian dan meningkatkan vegetasi melalui menanam pohon untuk meningkatkan kualitas air dan mengurangi limpasan permukaan air.
  • Perantara Netral: Entitas netral untuk menjembatani koordinasi antara semua pihak. Tanggung jawab perantara netral juga termasuk melaksanakan monitoring, evaluasi, dan verifikasi dari kegiatan yang tertulis di perjanjian PJL.
  • Penerima Manfaat Jasa Lingkungan: Memberikan insentif/kompensasi kepada penyedia jasa lingkungan atas penyediaan jasa lingkungan.

Contoh cerita sukses yang dapat dipelajari adalah program Beasiswa dari Ayung Lestari di Bali. PJL disini adalah dengan menjaga pohon di satu area agar menjaga kuantitas air. Penyedia Jasa Lingkungan akan mendapatkan beasiswa berdasarkan jumlah pohon yang telah dijaga.

APA ITU DAERAH ALIRAN SUNGAI PRIORITAS (DAS PRIORITAS)?

DAS prioritas adalah daerah aliran sungai yang diprioritaskan oleh pemerintah indonesia dalam proses pemulihan dan intervensi. Penentuan kategori DAS prioritas meliputi, antara lain, luas lahan kritis, ukuran area berhutan, dan tutupan hutan di daerah hulu, rasio aliran air maksimum dan minimum, kepadatan penduduk, serta keberadaan infrastruktur penting seperti waduk/bendungan. Menurut rencana Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2019-2024, terdapat empat DAS di Indonesia yang dikategorikan sebagai DAS prioritas, yaitu; Citarum, Cisadane, Ciliwung, dan Asahan Toba.